DOA HARIAN

Memory of the Poor
Firman tuhan setiap hari
Libretto DEL GIORNO
Memory of the Poor
Monday, March 31

Reading of the Word of God

Praise to you, o Lord, King of eternal glory

This is the Gospel of the poor,
liberation for the imprisoned,
sight for the blind,
freedom for the oppressed.

Praise to you, o Lord, King of eternal glory

Isaiah 65,17-21

For look, I am going to create new heavens and a new earth, and the past will not be remembered and will come no more to mind. Rather be joyful, be glad for ever at what I am creating, for look, I am creating Jerusalem to be 'Joy' and my people to be 'Gladness'. I shall be joyful in Jerusalem and I shall rejoice in my people. No more will the sound of weeping be heard there, nor the sound of a shriek; never again will there be an infant there who lives only a few days, nor an old man who does not run his full course; for the youngest will die at a hundred, and at a hundred the sinner will be accursed. They will build houses and live in them, they will plant vineyards and eat their fruit.

Praise to you, o Lord, King of eternal glory

The Son of Man came to serve,
whoever wants to be great
should become servant of all.

Praise to you, o Lord, King of eternal glory

The Israelites have been back in Jerusalem for a while, but they are struggling to return to the Lord with their hearts. Isaiah wants to shake the people from the resignation in which they fell after returning from exile, as if now there was no longer any hope of a future. The Word of God resonates again to awaken the lethargy and loosen resignation. The Lord intervenes and gives his people a new vision, a new dream, and new energy. The Lord renews his great vision to make of all the people a family and of Jerusalem a city for everyone. Indeed "no more the sound of weeping be heard in it and the cry of distress. No more shall there be in it an infant that lives but a few days, or an old person who does not live out a lifetime; ... and one who falls short of a hundred will be considered accursed." It is a dream that still today stands out in all its prophecy so that the temptation the peoples have to close up in their own limited horizon may be defeated. Unfortunately, we continue to see the fragmentation of the world: we could say that we continue to break it into pieces with the illusion that each one may save him or herself. It is the bitter illusion of individualism that is destroying the "we" of the peoples which is God's dream on the world. The time has come to propose again the universal vision of salvation for all peoples.

Doa merupakan jantung kehidupan Komunitas Sant'Egidio dan merupakan prioritas yang paling penting. Di penghujung hari, setiap Komunitas Sant'Egidio, besar maupun kecil, akan berkumpul di sekeliling Tuhan untuk mendengarkan sabda-Nya. Sesungguhnya Sabda Allah dan doa merupakan landasan seluruh kehidupan Komunitas. Para rasul tidak bisa tidak selain tetap di sekitar kaki Yesus, seperti yang dilakukan oleh Maria dari Bethani, untuk menerima kasih dan belajar cara-Nya (Fil. 2:5).

Sehingga setiap malam, ketika Komunitas kembali ke kaki Tuhan, Komunitas mengulangi kata-kata dari rasul tak bernama: "Tuhan ajarkanlah kami cara berdoa" Yesus, Sang Guru, terus menjawab: "Ketika kamu berdoa, katakanlah: Abba, Bapa". Hal itu bukanlah satu seruan sederhana. Dengan kata-kata ini, Yesus membiarkan para murid untuk berperan serta dalam hubungan mereka sendiri dengan Bapa. Oleh sebab itu, fakta bahwa sebagai anak-anak Bapa yang bertahta di surga, muncul sebelum kata-kata yang mungkin kita ucapkan. Jadi doa di atas segalanya merupakan cara untuk menjadi manusia. Ini untuk mengatakan bahwa kita anak-anak yang berpaling kepada Bapa dengan iman, dan yakin bahwa hal itu akan didengar.

Yesus mengajar kita memanggil Allah dengan sebutan "Bapa Kami" Tidak hanya "Bapa" atau "Bapaku" Para murid, meskipun mereka berdoa dengan cara mereka, tidak pernah terisolasi tidak juga menjadi yatim; mereka selalu menjadi anggota keluarga Tuhan.

Dalam doa bersama, di samping misteri anak Allah, ada juga misteri persaudaraan, seperti Bapa Gereja mengatakan: "Kamu tidak bisa memiliki Allah sebagai Bapa tanpa memiliki gereja sebagai ibu". Ketika berdoa bersama, Roh Kudus menyatukan para rasul di ruangan atas bersama dengan Maria, Bunda Allah, sehingga mereka dapat memusatkan pandangan mereka kepada wajah Tuhan dan belajar dari Dia rahasia hati-Nya.

Komunitas Sant'Egidio di seluruh dunia berkumpul bersama di berbagai tempat doa dan menghamparkan di hadapan Tuhan harapan dan penderitaan manusia yang lelah dan letih seperti yang di katakan oleh Injil (Mat. 9:37). Dalam kumpulan di masa lalu ini kita bisa melihat jumlah massa yang sangat besar di kota-kota modern ini, jutaan pengungsi yang terus melarikan diri dari negeri mereka, orang miskin yang terpinggirkan ke tepi kehidupan dan mereka yang menantikan seseorang yang akan merawat mereka. Berdoa bersama termasuk di dalamnya tangisan, seruan, permohonan, keinginan bagi damai, penyembuhan dan penebusan manusia di dunia ini. Doa tidak pernah sia-sia, doa terus menerus kepada Tuhan sehingga mengubah kecemasan menjadi harapan, air mata menjadi kegembiraan, putus asa menjadi kebahagiaan, dan kesepian menjadi persatuan. Semoga Kerajaan Allah hadir segera di antara manusia.